
Kepada KM Rimpu Cili, Senin (10/2) kemarin diruang kerjanya, Sudarmin mengatakan mengingat lokasi sekolah yang dipimpinnya itu jauh dari lalu lintas kendaraan umum, maka siswa yang berdomisili jauh dari sekolah sering kali terlambat masuk. Jam masuk, adalah sekitar jam 07.15 Wita setiap harinya.
Bahkan, katanya, tak jarang pula sering diganggu saat para siswa itu pulang. “Kondisi ini yang membuat saya harus menyewa mobil untuk antar jemput para siswa terutama yang berdomisili jauh dari sekolah,” terang Sudarmin.
Lanjutnya, untuk membiayai mobil antar jemput dirinya harus menyeluarkan dana sebesar Rp 2 juta setiap bulan. “Dana itu tidak diambil dari uang komite, karena sampai sekarang sewa mobil antar jemput belum ada persetujuan pihak komite,” ujar Sudarmin.
Antar jemput siswa, harus dilakukan terutama siswa kelas III. Mereka sebentar lagi akan mengikuti UAN, yang diantar jemput, yang berdomisili sejauh 1 kilometer. “Tak sedikit siswa yang tinggal lebih dari satu kilo, kalau yang dekat-dekat seperti dari Roi dan Dore tak perlu di antar jemput. Mereka tinggalnya dekat sekali dengan sekolah,” paparnya.
Sedangkan siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah itu mencapai 202 orang, sedangkan yang akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) hanya 67 orang. “Saya sudah genjot dengan les dan latihan soal, agar mereka lulus semuanya,” ungkapnya.
Adapun fasilitas pendukung seperti ruang laboratorium belum ada, “Sekolah ini belum memiliki ruang laboratorium, saya sangat berharap supaya tahun ini dialokasikan untuk pembangunannya,” pungkas Sudarmin. (ory)