Warga Cenggu - Tente Nisa Terlibat Perang

Perang kembali terjadi Ahad (11/8) sekitar pukul 14.00wita, namun tidak ada korban dalam peperangan tersebut, tapi puluhan letusan senjata api rakitan mengancam masing-masing kubu.

Perang kali ini dipicu salah satu warga cenggu Delian Lubis, anggota LMND dianiaya oleh warga Dusun Beringgin Desa Tente Nisa Kecamatan Woha sehingga mengalami luka sobek di bagian kepala akibat sabetan senjata tajam dan salah satu jari pada bagian kiri putus. Insiden tersebut terjadi pada sekitar pukul 11.00 wita yang berakibat meletusnya perang antarkampung di watasan so Lamangge dan so Soja.

Lebih kurang 2 pelton anggota Dalmas ditambah anggota Reskrim, Buser, Polsek Woha, Polsek Belo satu pelton Brimob serta satu pelton anggota TNI diturunkan ke lokasi  untuk menghentikan peperangan, namun upaya tersebut hanya mengamankan dan perang tetap berlangsung. Peperangan dua desa akhirnya dibubarkan paksa oleh Polri-TNI setelah dua jam berlangsung.

Pantauan sejumlah media, ratusan warga masing-masing kubu terjadi saling tegang membidik sasaran lawan dengan menggunakan sempi rakitan dan panah. Tapi Kapolres Bima dan anggotanya serta anggota TNI terlihat sibuk mencegah konflik tersebut dan akhirnya perang selesai sekitar pukul 16.00 setelah dibubar paksa.

Kapolres Bima, AKBP Ekawana Prasta yang dikonfirmasi membenarkan adanya peperangan tersebut, dan bahkan banyak warga yang menggunakan sempi rakitan yang digunakan dalam aksi tersebut. “Ada senpi, panah, parang dan tombak juga terlihat,” katanya di TKP.

Warga siaga denga senjata
di persawahan antara Cenggu-Tente

Diakui Ekawana yang baru tiga bulan menjabat Kapolres Bima itu, perang kali ini disebabkan oleh salah satu warga cenggu Delian Lubis dianiaya warga Tente (Beringin, red) sampai mengalami luka yang cukup serius. Bagian kepalanya sobek akibat senjata tajam, serta salah satu jari tangan bagian kiri putus. “Sekarang sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima dan sementara informasinya akan dirujuk ke Mataram. Lubis luka warga cenggu marah, dan perangpun tidak bisa dihindari,” akunya.

Dijelaskanya, mendengar bahwa Lubis dianiaya, sejumlah warga Cenggu langsung beraksi, dan desa Nisa juga melawan dan saling serang pun terjadi. Namun saat ini masih kondusif karena warga kedua kubu sudah dipukul mundur, tapi anggota tetap dilakukan berjaga-jaga di areal persawahan untuk mengantisipasi saling serang warga.

Sementara masalah Lubis, kata Eka, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait pelaku-pelaku yang menganiaya. “Beri kami waktu untuk menanganinya, secepatnya akan diketahui setelah saksi-saksi kami periksa dan akan dilanjutkan dengan penyidikan untuk memastikan pelaku sebenarnya. Tapi semua itu butuh waktu, karena itu warga diminta bersabar,” pintanya.

Informasi terakhir, sekitar pukul 17.00 kedua kubu saling serang, tapi banyaknya aparat polisi, dan TNI di lokasi akhirnya perangpun bisa dicegah dengan mudah. Di sisi lain dengan singkat Kapolres Bima beraudensi dengan beberapa pemuda Cenggu untuk menjelaskan kronologis kejadian penganiayaan Delian Lubis. Saat itu juga Kapolres meminta waktu pada warga Cenggu untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaku penganiyaan. (SMD)