
Pantauan KM Rimpu Cili, Jumat (2/8), dari deretan tenda terdengar teriakan obral barang. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa terminal bukan saja diisi oleh penumpang Bis, namun juga oleh penjual dan pengunjung yang hendak berbelanja. Selain itu pedagang ikan dan sayur mayur juga terlihat ramai. Mereka rela membayar pajak demi mendapatkan lahan untuk jualan.
Yati, salah seorang pedagang yang dikonfirmasi, mengaku terpaksa membangun tenda di terminal, karena momen ramadhan sangat ramai. “Barang-barang kami sangat laku ketika jualan di terminal.”cetusnya.
Mengingat pemerintah akan merehab pasar Tente, tentu tidak ada tempat yang mereka pilih sebagai lokasi penjualan selain Terminal, meski harus membayar retribusi dua kali lipat. “Saat ini penghasilan kami mencapai jutaan perhari. Kalau ari-hari biasa kami hanya dapat ratusan ribu rupiah.
Sementara Kepala Terminal, Suaeb, S.Sos yang dimintai tanggapan, mengaku sudah melakukan upaya pencegahan terhadap pedagang kaki lima untuk membangun tenda dalam terminal. Namun pedagang tetap melakukannya. Bahkan pihak terminal mendapatkan perlawanan dari pedagang jika terus melarang. Malahan, pedagang meminta momen lebaran ini tidak diganggu. (smd)