SEJUMLAH pedagang baik pedagang sayuran maupun ikan mengeluhkan kondisi Pasar Raya Kota Bima yang penuh dengan sampah berserakan. Sampah plastik, kertas, sayuran busuk dan lainnya yang berserakan menjadi pemandangan harian para pedagang juga pembeli di pasar yang menjadi pusat perekonomian masyarakat Kota Bima.
Salah seorang pedagang sayuran asal Sambinae, Aminah mengaku kesal dengan tumpukan sampah yang belum juga diangkut truk sampah. Apalagi tumpukan sampah itu persis berdekatan dengan tempatnya berjualan. “Saya tidak tahu kapan petugas kebersihan angkut sampah-sampah yang sudah beraroma busuk dan menjijikan,” katanya.
Demikian halnya dengan Rubiah, pedagang sayuran asal Desa Samili Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Ia mengaku jualannya agak menurun akhir-akhir ini karena adanya tumpukan sampah di sampingnya yang mengeluarkan aroma tidak sedap sehingga para pembeli enggan berbelanja di tempatnya berjualan. “Saya harap pemerintah atau petugas kebersihan sesegera mengangkut sampah-sampah itu. Kami merasa tidak nyaman berjualan dan dagangan kami sebagian terpaksa kami bawa pulang karena tidak ada pembeli yang melewati jalan itu,” kesalnya.
Rosnani, pembeli, juga mengeluhkan kondisi sampah yang ada di pasar Raya Bima. Menurutnya, kondisi seperti ini tidak semestinya dibiarkan karena sangat menggangu para pembeli juga pedagang. “Kami ingin berbelanja dengan nyaman tanpa ada aroma busuk dan pemadangan yang tidak sedap,” harapnya.
Masalah sampah di pasar Kota Bima memang tidak akan pernah tuntas. Upaya Dinas Kebersihan dan Tata Kota tidak dibarengi oleh kesadaran warga pasar (para pedagang) untuk menjaga kebersihan lingkungan usaha mereka sendiri. Seperti pantauan KM Rimpu Cili Minggu (25/08), kondisi yang sangat memprihatinkan yakni di area pasar ikan. Para pedagang ikan seenaknya saja membuang daun pisang dan plastik di sekitar mereka berjualan. Belum lagi air bekas rendaman atau cucian ikan langsung ditumpahkan begitu saja.
Meski mereka membayar uang kebersihan, seharusnya mereka sadar bahwa ulah mereka akan merugikan diri sendiri dan menggangu kenyamanan orang yang berbelanja ataupun penjual sembako lainnya.(smd)