KRI Teuku Umar Di Pelabuhan Bima |
TIGA Kapal Perang KRI Teuku Umar, Teluk Sengkuni dan KRI Gilimanuk berlabuh di Pelabuhan Bima, Kamis sampai Sabtu (18/5) usai melakukan latihan tempur. Keberadaan kapal tersebut menjadi ajang tamasya warga Bima. Ratusan warga bersama keluarga memilih melihat lebih dekat kapal perang tersebut untuk sekedar berfoto-foto.
Pantauan sejumlah awak media, Sabtu (18/5), menyaksikan ratusan warga Kota Bima khususnya, berduyung-duyung mendatangi Pelabuhan Bima, kali ini bukan untuk melihat sanak keluarga yang akan berangkat dengan kapal Pelni keluar daerah, namun untuk melihat lebih dekat tiga kapal perang yang bersandar.
Memang dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat, tiga kapal perang tersebut disediakan selama tiga hari untuk dapat diakses lebih dekat oleh masyarakat. Apalagi baru pertama kali adanya kapal perang yang bersandar di Pelabuhan Bima. Bahkan untuk membantu masyarakat lebih tahu tentang kapal perang tersebut awak kapal menempatkan sejumlah petugas guna berinteraksi dengan masyarakat sekaligus yang ingin tahu kondisi kapal.
Juga terlihat warga yang begitu antusias, dari tua sampai anak-anak dan yang menjadi fokus masyarakat adalah pada salah satu kapal yang memang sebagai kapal perang yang masih dilengkapi dengan persenjataannya, disitu warga menjadi persenjataan kapal sebagai tempat berfoto-foto. Bahkan awak kapal menjadi selebriti dadakan karena banyaknya warga yang meminta foto bersama.
Salah satu pengunjung, Adi diwawancara mengaku, kedatangannya ke Pelabuhan Bima memang hanya untuk melihat lebih dekat kapal perang yang ada, apalagi jarang-jarang ada kapal perang yang nyandar di Bima. ”Inikan momen langka, kita juga mau lihat lebih dekat kapal perang milik RI,” ujarnya.
Lanjut Adi, selain melihat-lihat juga sekaligus untuk lebih tahu seperti apa kapal perang milik Negara kita, bagaimana kondisinya dan seperti apa persenjataannya, “ya sekaligus sebagai tempat edukasi,” tukasnya.
Lanjut Adi, seharusnya setiap tahun pemerintah menyediakan waktu bagi masyarakatnya untuk lebih dekat dan mengetahui seperti apa kapal perang yang dimiliki negaranya sehingga tidak saja hanya ditonton dalam tv tetapi dapat melihatnya secara langsung.
Sementara salah satu awak kapal Perang diwawancara, Prada Laut Roman, menceritakan sedikit tentang tiga kapal tesebut, untuk KRI Teuku Umar 385 merupakan kapal satuan Eskorta anti kapal selam atau kapal perusak juga dilengkapi dengan persenjataan anti serangan udara yaitu meriam 300 MM.
Untuk KRI Teluk Gilimanuk digunakan sebagai kapal pengakut dan pendaratan pasukan dan alat perang darat, begitupun dengan KRI Teluk Sengkuni digunakan sebagai kapal pengangkut pasukan. Namun kedua KRI tersebut juga dilengkapi dengan meriam 20 MM.
Selain persenjataan anti serangan bawah laut dan udara, KRI yang ada sekarang juga memiliki senjata pengalih serangan udara, yaitu Chanf berupa meriam asap juga RBU roket dan bom anderwater.
KRI Teungku Umar 385 dan KRI Gilimanuk 531 berpangkalan di Armada Barat (ARMABAR) bertempat di Jakarta sedangkan untuk KRI Teluk Sengkuni berpangkalan di Surabaya sebagai pangkalan Armada Timut (Armatim). (smd)