Atraksi terjun payung oleh anggota TNI disambut ribuan pasang mata dari berbagai penjuru. Sebagaian warga telihat histeris hingga meneteskan air mata. Bahkan diajak foto bareng sebagai kenangan dengan para prajurit yang melakukan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Desa Penapali Kecamatan Woha dan sekitarnya.
AKSI terjun payung oleh prajurit TNI sedianya dilaksanakan Jumat (17/5) pagi, namun karena cuaca akhirnya harus ditunda hingga keeseokan harinya, Sabtu pagi. sejak pukul 06.00 Wita, hari Sabtu (18/5), lokasi pembangunan kantor Bupati Bima di Dusun Godo Desa Dadibou Kecamatan Woha, sudah dipadati masyarakat yang datang dari berbagai pelosok Bima, bahkan dari Kabupaten Dompu.
Jumlah masyarakat yang berdatangan kian terus bertambah banyak bahkan mencapai ribuan orang. Mereka hadir dengan satu tujuan, ingin menyaksikan langsung aksi penerjun payung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI. Detik-detik penantian ribuan masyarakat tersebut akhirnya terwujud. Sekitar pukul 08.05 Wita, satu per satu, dari tujuh, pesawat Hercules milik TNI AU (Angkatan Udara) mulai tampak terlihat di balik awan tipis dari bagian Utara.
“Itu pesawatnya, itu pesawatnya,” tunjuk salah seorang bapak sembari berteriak girang. Teriakan pria itu mengundang perhatian dari ribuan orang lainnya, yang pada saat itu tengah kelelahan menunggu ketika mentari pagi mulai menyengat.
Ibu-ibu yang lain mulai sibuk merangkul dan menggendong anak-anak mereka sembari menunjukkan jari telunjuknya ke arah terlihatnya pesawat Hercules pertama, pengangkut para penerjun payung. “Pesawatnya sudah datang,” cetus ibu-ibu.
Satu per satu penerjun payung mulai diterjunkan dari dalam badan pesawat Hercules milik TNI AU itu, ada yang histeris dengan meneteskan air matanya, dengan perasaan bercampur aduk antara kasihan dan takut penerjun terjatuh.
“Ya Allah mudah-mudahan mereka turun selamat,” berdo’a salah seorang ibu dengan isak tangis. Rupanya ibu-ibu itu baru pertama kali menyaksikan langsung manusia (penerjun) yang turun dari atas udara. “Saya takut mereka terjatuh,” jawabnya.
Isak tangis yang disertai teriakan histeris mulai membahana ketika melihat sejumlah ransel yang jatuh bersamaan dengan turunnya para penerjun dari pesawat. Masyarakat yang menyaksikan mengira yang terjatuh itu adalah para penerjun.
Sementara, anak-anak lain terlihat lagi euforia. Ada yang terpukau, tepuk tangan serta berlari-lari, seolah ingin mendekati lokasi mendaratnya para penerjun. Pukauan anak-anak buyar ketika suara knalpot sepeda motor mulai berdering.
Masyarakat yang menanti di lokasi pembangunan kantor Bupati Bima itu, satu per satu beranjak meninggalkan tempat semula menuju arah mendaratnya para penerjun, yaitu di areal pesawahan ujung Timur Desa Penapali Kecamatan Woha.
Ribuan masyarakat juga sudah berjejer pada samping kiri dan kanan jalan sepanjang areal pendaratan para penerjun tersebut. Puluhan masyarakat lainnya, ada yang sibuk membantu mengemas parasut milik penerjun yang sudah mendarat.
Atraksi para penerjun payung dari Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) TNI itu merupakan hal yang baru bagi warga Bima dan sekitarnya. Selama ini hanya menyaksikan di layar kaca, sekarang melihat dari jarak dekat.
Foto bersama warga usai sukses pendaratan |
Momentum tersebut tidak disia-siakan oleh sebagian masyarakat kita yang kebetulan ada di lokasi. Diantaranya, ada yang memanfaatkan dengan mengajak foto bareng dengan para penerjun yang bersenjata lengkap.
Mulai dari anak-anak, para gadis remaja hingga ibu-ibu paruh baya tanpa malu meminta pada prajurit yang baru keluar dari sawah untuk foto bareng. “Mas, foto bareng dengan kita dong?,” ajak seorang ABG. Prajurit itupun memenuhi permintaan fansnya tersebut.
Sementara itu, di lokasi lain, seperti di persawahan Desa Samili Kecamatan Woha, antusias warga tak kalah hebatnya. Sekitar pukul 08.10 wita jalur persawahan La Dore serentak dipadati warga mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga para manula yang menyaksikan dari dekat para penerjun yang berjalan menelusuri sawah-sawah menuju titik berkumpulnya. Selain warga, anggota TNI lain sudah siap di lokasi untuk membantu para prajurit yang baru pertama kali dating ke Bima. Tidak ketinggalan, petugas medis sejak pagi buta sudah disiagakan untuk mengantisipasi bila ada prajurit yang terluka ketika mendarat.
Anak-anak dan warga menyaksikan TNI yang berkemas Uasai Pendaratan |
Di informasikan, tiga penerjun mengalami luka ringan saat mendarat. Salah seorang diantaranya terluka bagian dagu, dan seorang lainnya luka lecet dibeberapa kaki dan tangan. Kabar lainnya, salah seorang diantara mereka, bagian pahanya terkena sangkur saat mendarat. Namun yang bersangkutan sudah mendapat perawatan medis.
Di lokasi inipun, para prajurit TNI AD berbaur dengan warga yang menonton, termasuk foto bersama. Saking antusiasnya, para petani yang sedang memberikan pupuk pada tanaman padinya ikut serta menyaksikan dari dekat wajah-wajah prajurit muda nan gagah. Sekitar pukul 10.30 wita, para prajurit melanjutkan perjalanananya dengan menelusuri jalur yang sudah disiapkan oleh tim latihan.
TNI mulai bergerak untuk melakukan penyerbuan |
Lokasi lain yang menjadi titik pertemuan para prajurit di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima juga heboh dengan aksi foto bareng warga yang mengujungi dengan para prajurit yang jumlahnya sekitar 420 orang, dalam satu Batalyon.
Anak-anakpun terlihat bangga bisa berfoto bersama dengan para prajurit yang juga terlihat sangat ramah. Situasi ini menjadi titik balik, lahirnya para calon prajurit di masa mendatang.
“Kami sangat bangga bisa ada didekat para prajurit yang gagah dan ramah. Kami juga sangat berharap di tahun mendatang akan ada lagi kegiatan seperti ioni ,” ungkap bapak-bapak yang hadir bersama keluarganya untuk foto bersama. (smd)