Aktraksi Tari di Festifal Kesenian Tradisional Mbojo |
FESTIVAL Kesenian Tradisional (Tari dan Teater) tahun 2013 se Kota dan Kabupaten Bima yang digelar Komunitas Sarangge Mbojo (KSM) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bima dibuka secara resmi oleh Walikota Bima yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bima, Senin (20/05) bertempat di Gedung Kadin Bima.
Rencananya festival tersebut dilaksanakan selama enam hari mulai 21 sampai 26 Mei 2013. Acara pembukaannya dimeriahkan penampilan dari anak-anak KSM berupa Tari Wura Bongi Monca, deklamasi, musikalisasi puisi, dan penampilan tarian dari Sanggar Wadu Nocu Penanae.
Ketua Panitia, Tri Cahyaning Putri mengaku, jumlah peserta yang mengikuti Festival Kesenian Tradisional (Tari dan Teater) sebanyak 22 peserta terdiri dari 15 sekolah kategori tari, dan 7 sekolah kategori Teater.
Ketua KSM, Muhammad Isnaini dalam pengantarnya mengungkapkan kegundahannya terhadap minimnya perhatian pemerintah untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan. Pihaknya tidak tahu harus bagaimana menggunggah pemerintah agar memiliki kepedulian yang besar dalam pengembangan kesenian tradisional khususnya, dan kebudayaan umumnya.
Para penonton terkesima menyaksikan tampilan peserta |
“Untuk kegiatan ini saja, panitia masih butuh sekitar Rp 11 juta lebih guna menuntaskan Festival Kesenian Tradisional ini selama enam hari. Memang sih ada bantuan dari Pemkot sebesar Rp 3 juta, tapi ternyata tak cukup untuk membiayai kegiatan sekelas ini,” kata Ketua KSM yang disapa kakek oleh anggotanya.
Drs H.Syukri, M.Si yang mewakili Walikota Bima mengatakan, belakangan ini, perkembangan kesenian daerah cukup mengembirakan. Sanggar-sanggar serta komunitas pelaku kesenian daerah Mbojo banyak bermunculan. Yang lebih membanggakan, sebagian besar dari sangar-sanggar ini diprakarsai oleh anak-anak muda.
Pemerintah Kota Bima tentu sangat senang dengan perkembangan ini dan memberi dukungan penuh. Karena mereka dapat berperan sebagai duta yang akan memperkenalkan kebudayaan daerah Bima ke penjuru nusantara, bahkan dunia.
“Kita berharap, semoga kegiatan ini berjalan lancar serta mampu menjadi upaya positif terhadap pembinaan di kalangan generasi muda sebagai bekal mempersiapkan diri selaku generasi penerus bangsa pada masa akan datang,” pintanya.
Pembacaan Puisi di Festifal oleh KSM |
Mengenai minimnya bantuan terhadap kegiatan sanggar seni, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bima memang tidak memiliki anggaran yang besar, sebagaimana renstra yang ada. Dana itupun merupakan bagian dari pembinaan sanggar yang direncanakan dinas yang dipimpinnya, karena sudah lebih banyak tersedot untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan lainnya yang sudah dilaksanakan, seperti Festival Kuda Bima, pacuan kuda, dan kegiatan kesenian lainnya. “Insya Allah di tahun mendatang akan diajukan pendanaan yang lebih besar lagi. Kita sama-sama berharap kepada pemerintah bisa menyetujuinya,” terang, mantan Kepala Dinas Dikpora Kota Bima ini.
Ia menambahkan, karena kegiatan ini bersifat lomba, diharapkan para juri bertindak professional, memberikan penilaian yang adil dan sportif terhadap setiap peserta, sehingga kegiatannya berjalan lancar.
Sekolah-sekolah yang mengikuti tari yakni MTsN 1 Kota Bima, SMPN 8 Kota Bima, SMK PP Kota Bima, SMAN 5 Kota Bima, MAN 2 Kota Bima, SMKN 1 Kota Bima, SMAN 1 Kota Bima, SMPN 6 Lambu, SMPN 1 Sape, SMAN 1 Woha, MTs Al Munawarah Sape, MAN Sape, SMPN 1 Lambu, SMAN Palibelo, dan SMKN 1 Sape. Sedangkan peserta teater dari SMPN 6 Lambu, SMAN 1 Wawo, SMPPN 1 Sape, SMAN 1 Woha, MTsN 1 Kota Bima, MAN 2 Kota Bima, dan MAN 1 Kota Bima. (smd)