Dalam rangka menerapkan Peraturan
Daerah Kabupaten Bima tentang Jumat Khusuk, sejak Jumat lalu (23/11/12),
Pengurus Mesjid Al-Wustha Panda Palibelo Bima telah menerapkan penutupan jalan
depan mesjid dengan palang yang merupakan bantuan dari Pemda. Penegakkan aturan
ini didasari oleh ketidaksadaran masyarakat pengguna jalan khususnya kendaraan
bermotor yang sangat tidak menghormati pelaksanaan ibadah Jumat di Mesjid
Al-Wustha. Deru mesin dan suara knalpot kendaraan sangat menggangu kekhusukan
Ibadah Jumat.
Berdasarkan pantauan KM Rimpu
Cili, pada Jumat(30/11/12) dengan
diterapkan pemasangan palang, puluhan kendaraan, baik yang dari arah kota
maupun dari pedalaman tertahan. Ada beberapa orang yang melakukan protes karena
jalan mereka tertahan. Namun, pengurus mesjid tetap tidak memperbolehkan mereka
lewat dengan memberikan penjelasan. Menurut Suratmin, sekteraris BKM Al-Wustha,
protes terhadap penutupan jalan sudah sejak minggu lalu, ketika pemalangan
pertama dilaksanankan. “Sebenarnya inti dari penutupan jalan ini bukan sekedar
menimbulkan kekhusukan Salat Jumat, tetapi lebih diutamakan agar mereka mau
melaksanakan Salat Jumat yang merupakan ibadah wajib. Kami juga heran, justru
protes itu datang dari orang-orang yang kami yakini beragama islam,” ungkapnya.
Kepala Desa Panda, Yusuf Ahmad,
mengatakan bahwa penerapan Jumat Khusuk di Desa Panda sudah dilaksanakan dari
dahulu. Namun, dihentikan karena saat itu kesadaran pengguna jalan untuk
menghormati ibadah Jumat sudah benar-benar terwujud. “Sekarang kesadaran
pengguna jalan sudah tidak ada. Padahal mereka tahu di sini ada Salat Jumat,
mereka tetap tidak menghormatinya. Kami tetap akan menerapkan Perda ini walau
banyak yang tidak nyaman, ini memang sedikit tantangan, toh nanti mereka juga akan terbiasa” tegasnya.
Memang volume kendaraan yang
melintas desa Panda sudah makin meningkat. Kebisingan yang ditimbulkan luar
biasa. Ketika Jumat Khusuk dilaksnakan, suasana begitu khidmad dan ada pula di
antara para pengendara yang sadar untuk melaksanakan Jumat di Mesjid Al-Wustha.
Namun, tidak sedikit pula yang duduk-duduk saja di kendaraannya sembari
menunggu palang dibuka. “Semoga Allah membuka pintu hati mereka,”ungkap seorang
remaja putih abu-abu yang tidak mau disebutkan namanya. (Edon)