IPDA Abdul Khair (Kapolsek Belo) |
Masyarakat di dua desa yang bertetangga yakni Desa Roka Kecamatan Belo dan Desa Roi Kecamatan Palibelo, nyaris bentrok. Dua warga Roi dan Satu warga Roka terluka akibat terkena panah dan lemparan batu.
Kosentrasi massa di ujung Desa Roka dan di pusat pemakaman umum Desa Roi. Secara berturut-turut selama dua hari, IPDA Abdul Khair selaku Kapolsek Belo dan Bambang Setiawan S.Sos selaku Sekertaris Kecamatan Belo begadang hingga pukul 04.00 Subuh guna menghalau warga Roka dan Roi.
Kedua desa yang bertetangga itu, ibarat kucing dengan tikus. Hampir setiap tahun selalu saja ada bentrok. Masalahnya hanya masalah sepele. Pada Jum’at (27/9) malam nyaris terjadi bentrok, pemicunya di duga akibat senggol -senggolan anak muda yang tengah asyik berjoget ria pada acara organ tunggal. Acara musik itu, digelar anak muda bertempat di lapangan desa Roka.
Informasi yang diperoleh Rimpu Cili, bahwa pada saat acara joget berkumpul anak muda dari Desa Ngali, Renda, Cenggu, Runggu, Roka dan Roi. Akibat keributan, maka kegiatannya di hentikan. Seluruh pemuda selain warga Roka Pulang, warga Roi diantar oleh anggota Polisi Pamong Praja (Pol.PP) asal Desa Roka. Saat antar warga Roi, anggota Pol PP itu dilempar dengan batu sehingga mengenai muka. Akibatnya, anggota Pol PP itu harus dilarikan ke Puskesmas Cenggu guna perawatan. “Akibat adanya jatuh korban inilah, penyebab masyarakat Roka melakukan penyerangan ke Desa Roi,” ujar Ahmad di Roka pada Jum’at malam.
Sejak insiden itu, surau warga Roka yang ada di sawah di bakar. Penyerangan oleh warga Roka berdampak pada terlukanya warga Roi. Yaser Arafat terluka akibat terkena panah di lengan kiri dan pelipis. Malam itu juga korban di bawa ke Puskesmas Teke, selain itu ada juga Junaidin Abas. Juga terkena lemparan batu di mmulutnya, sehingga harus di jahit. “Akibat serangan jum’at malam, dua orang warga Roi terkena panah dan lemparan batu. Keduanya sudah dirawat dan kini sudah kembali,” ungkap Muhammad warga Roi yang di temui, Sabtu (29/9) saat acara Perkawinan warga Roi.
Sedangkan Kapolsek Belo, IPDA Abdul Khaer membenarkan adanya insiden warga Roi-Roka. Akan tetapi, tidak membias. Kosentrasi warga di dua desa itu terlihaat di ujung desa masing masing, warga saling menunggu. Walaupun ada 3 saung terbakar di sawah yang ada antara Roi Roka. “warga di kedua desa itu saling menunggu pada malam hari, sudah dua hari kami lakukan penjagaan bersama pak Sekcam,” terang Khair. Seraya mengatakan, ijin keramaian malam tidak pernah di keluarkan. Pemuda Rokalah nekad melaksanakan kegiatan keramaian malam. (Hary)