Workshop Kontijensi Erupsi Gunung Sangeang |
PEMERINTAH Kabupten Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kamis (4/12) mengadakan kegiatan Worshop penyusunan
kontijensi erupsi gunung Sangeang api di aula hotel Marina Kota Bima hingga 7
Desember 2014. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 40 peserta dari berbagai
instansi terkait seperti Camat Wera, unsur TNI/Polri, Badan SAR, BMKG dan SKPD
terkait serta menghadirkan Narasumber dari BNPB Pusat dalam hal ini Ir.Agus
Sardiyaso, MM, perwakilan dari BPBD Provinsi NTB Ir.Tantri Thamrin.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten
Bima, Abdul Wahab Usman, SH yang hadir mewakili Bupati Bima mengatakan, rencana
Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu
rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.
Kata dia, kegiatan penyusunan
rencana kontijensi erupsi Gunung Sangiang Api ini penting sebagai pedoman
berkaitan kegiatan apa yang akan dilakukan unsur terkait bila terjadi bencana
letusan Gunung Berapi Sangeang.
Apalagi lanjutnya, berdasarkan data
yang ada di BPBD bahwa kasus gunung Sangiang api masih berstatus Waspada semenjak
tahun 2012, maka pertemuan ini penting untuk membahas secara bersama
langkah-langkah dan tahapan penyelamatan warga masyarakat yang terkena musibah
meletusnya gunung berapi.
Mantan Kepala Dinas Sosial ini
menjelaskan, Perencanaan Kontinjensi adalah proses perencanaan kedepan, dalam
keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan
teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi
disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam
situasi darurat atau kritis.
Menurutnya, penekanan Rencana
Kontinjensi adalah pada Kesiapsiagaan. Sebab, Kesiapsiagaan bencana merupakan proses
yang mengarah pada kesiapan dan kemampuan meramal dan jika mungkin mencegah
bencana, mengurangi dampak mereka, menanggapi secara efektif, memulihkan diri
dari dampaknya. “Dan untuk itu diperlukan suatu rencana,” kata Wahab.
Oleh sebab itu, rencana kontijensi
(Renkon) ini penting menjadi acuan instansi terkait sehingga ke depan
dapat mengetahui secara menyeluruh kegiatan apa yang akan dilakukan untuk
menangani terjadinya erupsi.
Panitia pelaksana Aries Munandar,
ST, MT melaporkan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari rencana kontijensi
dengan fokus desa Tadewa kecamatan Wera yang mengalami erupsi Gunung Sangiang
Api. “Kami lakukan ini guna mempersiapkan semenjak dini bila terjadi bencana sehingga
tahu program apa yang akan dilakukan,” terangnya. (smd)