Apes nasib, Nurfaidah
guru SDN Inpres Sambori Kecamatan Lambitu, pulang mengajar di rampok dihutan
watasan Desa Kaboro Kecamatan Lambitu dengan Desa Roka
Kecamatan Belo.
Peristiwa memilukan yang
dialami Nurfaidah itu, berlangsung Senin (24/2) kemarin sekitar pukul 10.30
Wita.
Ditemui di Desa
Roi Kecamatan Palibelo, Nurfaidah SPd mengatakan sewaktu mengajar dirinya sudah
gelisah ingin pulang. “Firasat sudah ada sebelumnya, saat mengajar saya selalu
gelisah ingi pulang. Pesaraan seperti tidak pernag terjadi sebelumnya,” cerita
Ida panggilanya, dengan nada masih gemetar.
Usai mengajar pulang ke
Desa Roi seorang diri, sekitar pukul 10.30 Wita. Memasuki hutan tepatnya di
lokasi longsoran batu besar, dirinya melihat dua orang pemuda dengan menutup
wajahnya pakai sarung dan kaju. “Saya ambil sikap membalikkan motor, namun dua
orang pemuda lebih duluan mendatangi saya,” ujarnya..
Tak bisa berbuat banyak,
dua pemuda itu sambil mengancam dengan pedang seraya menyuruh dirinya untuk
berhenti. “Saya pesrah, melihat dua bilah pedang.” Papar Ida sambil meneteskan
air mata.
Akibatnya, tas yang
berisi Hand Pone, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK) diambil mereka. “Usai mengambil tas saya, saya diperintahkan untuk
segera mengemudikan motor guna meninggalkan mereka berdua, sambil mengacam
dengan pedang,”paparnya.
STNK atas nama Hajrah
dengan nomor Polisi EA.3204 XJ, diambilnya. Tapi syukur, motor Honda Mio tak diambilnya
juga. “Sayapun dengan gemetar pulang dan setibanya di desa langsung kabarkan
kepada keluarga, dengan tanggap keluarga melakukan pengejaran di gunung. Akan
tetapi tidak berhasil,” pungkas Nurfaidah. (ory)