Akbid Harapan Bunda Beri Penyuluhan Kesehatan



Mahasiswa AKBID Harapan Bunda sedang menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi.
Kota Bima, (SM).- Sebanyak 75 orang mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Harapan Bunda melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di Kelurahan Kolo, Kecamatan Asakota selama tiga pekan, dimulai sejak 17 Februari dan berakhir pada 8 Maret 2014. Pada hari Kamis kemarin, anak-anak kebidanan ini melakukan penyuluhan kesehatan di SMPN 10 dan SMKN 4 Kota Bima.
Herniyati
Ketua PKL, Herniyati di sela-sela penyuluhan kesehatan di SMPN 10 Kota Bima mengatakan, penyuluhan kesehatan ini merupakan program kerja yang memang disiapkan pihaknya dengan terlebih dahulu melihat laporan kesehatan Kelurahan Kolo secara umum melalui Puskesmas Asakota.
“Pemilihan lokasi ini sesuai dengan materi yang kami sampaikan mengenai kesehatan reproduksi, Penyakit Menular Seksual (PMS), Kehamilan berresiko tinggi, dan pernikahan dini pada remaja,” kata gadis berparas ayu ini.
Mahasiswa semester 6 ini menjelaskan, di samping penyuluhan kesehatan untuk para pelajar, pihaknya juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat seperti pola hidup sehat, kesehatan reproduksi, dan hal lainnya, terutama mengenai kesehatan ibu dan anak.  

Pemberi materi penyuluhan yakni, Hilda Nur Aulia, Nurlaila, Dwi Nur Pratiwi, Khairunnisah, Eti Noviatul Hikmah dan Fitrahtunnisa, serta yang lainnya. “Nanti ganti-gantian penyuluhnya,”cetusnya.

Menurutnya, kegiatan penyuluhan kesehatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat terutama adik-adik pelajar agar mengetahui dampak dari sikap dan perilaku dalam pergaulananya sehari-hari. “Agar masyarakat sadar betul arti penting kesehatan dalam kehidupan,” jelasnya.

Herni, sapaan gadis pemilik senyum manis ini, mengungkapkan, ketertarikan pihaknya menyampaikan materi penyuluhan tersebut karena data yang diperoleh bahwa kasus pernikahan usia dini atau di bawah umur di Kolo tergolong tinggi. “Informasi ini menjadi menarik bagi kami untuk melakukan penyuluhan khusus kepada adik-adik pelajar,” ujarnya.

Siswa kelas 9 SMPN 10 Kota Bima
Kesimpulan sementara pihaknya menanggapi kasus pernikahan dini di Kolo, bahwa kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk hidup sehat dan bersih, kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini. “Mereka tidak tahun bahwa semua yang terjadi sampai seseorang mengandung ujung tombaknya adalah remaja. Jadi kelompok remaja inilah yang menjadi korban pada pernikahan dini tersebut,” katanya.

Usai memberi penyuluhan di SMPN 10 Kota Bima, mahasiswa AKbid Harapan Bunda ini meneruskan sosialisasinya di SMKN 3 Kota Bima. (smd)
Share this post :

VIDEO KAMPUNG MEDIA

Arsip Kabar

Pengikut

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. RIMPU CILI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger