Mahasiswa AKBID Harapan Bunda sedang menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi. |
Kota Bima, (SM).- Sebanyak 75 orang mahasiswa Akademi
Kebidanan (Akbid) Harapan Bunda melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
Herniyati |
Ketua
PKL, Herniyati di sela-sela penyuluhan kesehatan di SMPN 10 Kota Bima
mengatakan, penyuluhan kesehatan ini merupakan program kerja yang memang
disiapkan pihaknya dengan terlebih dahulu melihat laporan kesehatan Kelurahan Kolo
secara umum melalui Puskesmas Asakota.
“Pemilihan
lokasi ini sesuai dengan materi yang kami sampaikan mengenai kesehatan
reproduksi, Penyakit Menular Seksual (PMS), Kehamilan berresiko tinggi, dan pernikahan
dini pada remaja,” kata gadis berparas ayu ini.
Mahasiswa
semester 6 ini menjelaskan, di samping penyuluhan kesehatan untuk para pelajar,
pihaknya juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat seperti pola hidup sehat,
kesehatan reproduksi, dan hal lainnya, terutama mengenai kesehatan ibu dan
anak.
Pemberi
materi penyuluhan yakni, Hilda Nur Aulia, Nurlaila, Dwi Nur Pratiwi,
Khairunnisah, Eti Noviatul Hikmah dan Fitrahtunnisa, serta yang lainnya. “Nanti
ganti-gantian penyuluhnya,”cetusnya.
Menurutnya,
kegiatan penyuluhan kesehatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan
pemahaman pada masyarakat terutama adik-adik pelajar agar mengetahui dampak
dari sikap dan perilaku dalam pergaulananya sehari-hari. “Agar masyarakat sadar
betul arti penting kesehatan dalam kehidupan,” jelasnya.
Herni,
sapaan gadis pemilik senyum manis ini, mengungkapkan, ketertarikan pihaknya
menyampaikan materi penyuluhan tersebut karena data yang diperoleh bahwa kasus
pernikahan usia dini atau di bawah umur di Kolo tergolong tinggi. “Informasi
ini menjadi menarik bagi kami untuk melakukan penyuluhan khusus kepada
adik-adik pelajar,” ujarnya.
Siswa kelas 9 SMPN 10 Kota Bima |
Kesimpulan
sementara pihaknya menanggapi kasus pernikahan dini di Kolo, bahwa kurangnya
kesadaran dari masyarakat untuk hidup sehat dan bersih, kurangnya pengetahuan
remaja tentang dampak pernikahan dini. “Mereka tidak tahun bahwa semua yang
terjadi sampai seseorang mengandung ujung tombaknya adalah remaja. Jadi
kelompok remaja inilah yang menjadi korban pada pernikahan dini tersebut,”
katanya.
Usai
memberi penyuluhan di SMPN 10 Kota Bima, mahasiswa AKbid Harapan Bunda ini
meneruskan sosialisasinya di SMKN 3 Kota Bima. (smd)