Dalam rangka menggali
lebih jauh pentingnya pemanfaatan lahan kering ini, Kabupaten Bima
menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Pengembangan Sistem Pertanian
Terpadu Lahan Kering Iklim Kering (SPTLKIK), Ahad (17/11) di hotel Marina Kota
Bima. Workshop tersebut berlangsung selama tiga hari, nulai tanggal 17-19
Nopember yang diikuti 50 peserta dari tingkat pusat dan daerah serta provinsi
NTB dan NTT sebagai wilayah model pengembangan lahan kering.
Ketua Panitia,
yang juga Kepala BPTP NTB DR. Dwi Praptomo mengatakan, selain menghadirkan
narasumber, workshop juga akan memaparkan hasil Sistem Pertanian Terpadu Lahan
Kering di NTB. Disamping itu, Senin pagi (18/11), peserta akan melakukan
kunjungan lapangan ke areal pengembangan lahan kering di Desa Mbawa. "Pada
sesi akhir (hari ketiga), akan dirumuskan rencana tindak lanjut (RTL) program
atau model pengembangan lahan kering yang diharapkan menjadi rumusan yang
bermanfaat bagi Kabupaten Bima dan daerah lain di Propinsi NTT," kata Dwi.
Kepala Balai
Besar Litbang Sumber Daya Lahan Deptan DR. Murizal Salwani dalam pengantarnya
memaparkan, beberapa percontohan pengembangan lahan kering ysng selama ini
dilakukan dalam skala kecil mencapai 100 hektare. Workshop dihadiri
enam orang Profesor Riset yang akan membuat "Grand desain"
pengembangan lahan kering ke depan".
Murizal
menambahkan, pertemuan ini penting karena potensi lahan yang saat ini 60
pesen memasok kebutuhan pangan nasional akan mengalami kesulitan karena
berkurangnya lahan. Karena itu, akan dilakukan diskusi dan berbagi pengalaman
dari Litbang Deptan dan Perguruan Tinggi.
Bupati Bima
yang diwakili Asisten administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Drs. H.M.
Taufik, HAK, M.Si dalam sambutanya mengatakan, adanya alih fungsi lahan
seperti konversi lahan sawah menjadi pemukiman, ditambah dengan meningkatnya degradasi
lahan sawah yang disebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida yang
berlebihan, disinyalir peluang penggunaan lahan sawah untuk usaha pertanian
makin hari makin menyempit.
Pada
Workshop ini, Prof. Irsal Las memaparkan materi Konsep Grand Design
pengembangan model pertanian terpadu lahan kering iklim kering dalam skala luas
1.000 ha, yang merupakan Pengalaman Implementasi SPTLKIK Di NTT dan NTB.
Materi
lainnya, Arah dan Kebijakan Pengembangan Lahan Sub Optimal Lahan Kering Program
dan Kebijakan Perluasan Areal Pertanian di Lahan Kering Beriklim Kering, Arah
dan Strategi Pengembangan Lahan Kering di Kabupaten Bima yang dipaparkan oleh
Biro perencanaan Kemtan Ditjen PSP Kemtan dan Bappeda Kabupaten Bima.
Turut dadir pada
kesempatan itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan RI, Kepala
Balai Besar, Kepala Pusat Penelitian Lingkup Balitbang Kementan RI, Forum
Komunikasi Profesor Riset (FKPR) Balitbang Kementan RI dan Kepala SKPD terkait
Lingkup Kabupaten Bima. (smd)