Sosialisasi Hasil Penelitian Arkeologi Tambora di Hotel Marina Kota Bima |
DINAS Pariwisata dan Kebudayaan bersama Pusat Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan sosialisasi hasil penelitian Arkeologi Tambora. Acara yang dihelat Selasa, (2/7) di Hotel Marina Kota Bima menghadirkan perwakilan SKPD lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bima, BUMN, BUMD, Pecinta Alam dan pemerhati budaya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Jakarta Dr. Bambang Sulistiono dalam pemaparannya menjelaskan, Bima terkenal dengan meletusnya gunung Tambora tahun 1815 M. Peristiwa tersebut menewaskan ribuan penduduk Bima bahkan menghapus satu sisi dari pulau yang terdapat di Tambora.
Bambang memaparkan, penelitian yang telah dilakukan pihaknya untuk mendapatkan lebih banyak bukti yang mengungkap peristiwa dan peradaban. Kata dia, riset ini semoga dapat memberikan gambaran utuh mencakup tentang rekonstruksi peristiwa bencana terhadap pemukiman dan lingkungannya sebagai dampak dari fase-fase letusan gunung. “Semoga juga mendapatkan gambaran tentang cara hidup budaya yang dipandang sebagai wakil peradaban dari abad itu melalui tinggalan arkeologis,” ungkap Bambang.
Pada akhirnya, kata Bambang, riset ini dapat menjadi bagian dari usaha untuk mengembangkan situs Tambora sebagai bagian dari destinasi wisata. "Misalnya dalam bentuk museum situs lapangan, melengkapi kegiatan yang sudah ada yaitu pendakian gunung Tambora yang kini mulai digemari banyak turis asing," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bima H.Nurdin, SH menjelaskan, Arkeologi sangat bermanfaat dalam pembangunan pariwisata berbasis budaya, bahkan menjadi modal yang sangat besar.
"Wisata Budaya tentunya akan mendorong pemeliharaan dan pengembangan budaya daerah dan dapat pula menghidupkan kembali budaya yang tadinya hampir punah," katanya.
Meningkatnya kegiatan wisata tentunya berdampak pada masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan yang tentunya akan menjadi lebih baik. Pada akhirnya kegiatan pariwisata yang sudah terkelola dengan baik menjadi kepentingan dan tanggung jawab bersama.
Pada kesempatan itu, Nurdin menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada tim yang telah melakukan penelitian terhadap keberadaan situs Tambora.
“Saya harap, hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah arkeologi daerah dan pada saat yang sama mampu memberikan sumbangan berarti bagi pengembangan arkeologi nasional,” harapnya. (Teon)