Wanita Pemungut Sampah Berhati Mulia

Nenek Lahu dengan hasil pungutannya

Usia yang sudah uzur tidak menghalangi dua wanita warga Panda Kecamatan Palibelo, Nenek Mariam Sizi (75) dan Nenek Lahu (80) untuk berjuang demi keluarga dan linkungannya. Setiapa hari, mereka menyusuri lorong-lorong desa hingga tembus sampai Pantai Kalaki. Mereka memunguti apa saja barang-barang bekas. Gelas/botol air mineral, kardus dan sebagainya untuk dijual kepada pengepul hingga menjadi uang.

Dilihat dari usia, mereka seharusnya sudah istirahat untuk melakukan pekerjaan itu. Namun bermula dari kebiasaan cinta pada kebersihan di lingkungan rumah, mereka tetap semangat menjalani pekerjaan yang bagi sebagaian orang dianggap hina itu. Mereka tidak memperhitungkan apa dan berapa yang akan mereka dapat setiap harinya. Mereka mengaku senang menjalani aktivitas itu. “Hasil ini memang kami jual, tetapi kami sangat senang masih bisa membantu menjaga kebersihan,” ucap  Nenek Mariam kepada Edon (Rimpu  Cili).


Nenek Mariam Sizi memikul sampah plastik dari Pantai Kalaki
Demikian juga Nenek Lahu. Dia mengaku, gelas dan botol-botol mineral hanya dijual Rp.2000/Kg. Setiap hari ia hanya mampu mengumpulkan sekitar 10 Kg. Ketika ditanya untuk apa saja uang hasil penjualan limbah plastik itu, “Untuk beli beras, lauk, dan juga untuk belanjakan cucunya,”ungkap Nenek Lahu sembari memperbaiki junjungan kardusnya.
Memang, bagi sebagian orang pekerjaan Nenek Lahu dan Nenek Mariam tidak ada artinya. Tetapi bagi mereka pekerjaan itu sangat mulia. Disamping mendapatkan sedikit keuntungan, mereka senang bisa ikut menjaga kebersihan lingkungan. “Dari pada mengemis, lebih baik saya bekerja. Saya masih kuat, mengapa harus mengemis,” ungkap Nenek Mariam sambil mengancungkan otot keriputnya.

Apa yang dilakukan Nenek Mariam dan Nenek Lahu adalah permasalahan yang sering lepas dari kesadaran kita. Bayangkan, pengunjung Pantai Kalaki menebar puluhan kilogram sampah setiap harinya. Bila tidak ada yang peduli, betapa kekumuhan akan menimpa pantai kebanggaan warga Bima ini. Syukurlah ada orang-orang seperti kedua wanita tua ini yang peduli. Mereka patut dijuluki pahlawan lingkungan walau mereka tak mengerti istilah itu.
Semogalah karakter seperti Nenek Lahu dan Nenek Mariam tetap menggenerasi. “Teruslah berjalan wahai Nenek-nenek yang bersahaja. Susurilah lorong-lorong kehidupanmu yang penuh makna bagimu dan bagi semua hingga akhiratmu adalah singgasana yang memesona. Semoga dunia bisa menatap dan menghargai kiprahmu”. (Edon)


Share this post :

VIDEO KAMPUNG MEDIA

Arsip Kabar

Pengikut

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. RIMPU CILI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger